Assalamualaikum Pak Jokowi,
Bapak sehat? Mudah-mudahan bapak tidak sedang dalam keadaan bahagia dan senang bisa tertawa-tawa.
Iya betul Pak, karena kalau saat ini bapak sedang bahagia, senang dan masih bisa tertawa itu tandanya saya benar-benar bodoh dan "insting" saya amatlah lemah dalam menilai orang.
Saya adalah pengagum kalimat "Don't judge the book from its cover". Ya dengan kalimat itu saya mencoba untuk memahami karakter orang, terutama orang yang baru saya lihat.
Saya teringat saat itu, pertama kali saya main ke kota Solo. Dengan bangga, supir taksi mengagungkan sang walikota yang saat itu masih Bapak yang menjabat.
Saya mulai mendengar berita-berita kehebatan bapak, lalu mulai browsing dan melihat sendiri.
Saat itu saya mulai jatuh hati sama sosok bapak Jokowi.
Dari situ, saya yakin akan datangnya seorang sosok pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini.
Saya bukanlah negarawan yang mengerti akan seluk beluk suatu negara dan kebutuhannya. Tapi saya adalah rakyat sederhana dan rindu akan Indonesia yang dulu masih tentram.
Nampaknya, perkembangan jaman tidak bisa diikuti oleh Indonesia. Indonesia seperti disetir. Indonesia seperti menciut. Indonesia lemah. Indonesia saya takutnya hancur Pak.
Melihat kenyataan, janji-janji bapak saat kampanye.
Memang, butuh waktu untuk membuktikan.
Disaat perjalanan untuk membuktikan janji-janji itu, datang bertubi serangan fitnah dan berita simpang siur. Bapak dikendalikan partai, bapak plin-plan, bapak memihak kepada pihak-pihak pendukung bapak saat kampanye.
Lalu semua kabar simpang siur tersebut terbukti dan nampak jelas di mata saya. Sebagai orang awam yang hanya melihat berita pagi dan browsing internet.
Pak, satu pesan saya untuk bapak, karena saya sayang dan hormat akan bapak.
Jadilah pemimpin yang amanah. Jangan jadi munafik.Ingat, pertanggung jawaban bapak lebih berat di akhirat. Bapak takut saja sama Allah, jangan takut sama manusia.
InsyaAllah, akan ada perlindungan dari Allah untuk bapak jika bapak didzalimi manusia.
Allah cuma menguji bapak dengan jabatan bapak saat ini, tinggal bapak menyikapinya seperti apa.
Salam,
Asep Juanda
Bapak sehat? Mudah-mudahan bapak tidak sedang dalam keadaan bahagia dan senang bisa tertawa-tawa.
Iya betul Pak, karena kalau saat ini bapak sedang bahagia, senang dan masih bisa tertawa itu tandanya saya benar-benar bodoh dan "insting" saya amatlah lemah dalam menilai orang.
Saya adalah pengagum kalimat "Don't judge the book from its cover". Ya dengan kalimat itu saya mencoba untuk memahami karakter orang, terutama orang yang baru saya lihat.
Saya teringat saat itu, pertama kali saya main ke kota Solo. Dengan bangga, supir taksi mengagungkan sang walikota yang saat itu masih Bapak yang menjabat.
Saya mulai mendengar berita-berita kehebatan bapak, lalu mulai browsing dan melihat sendiri.
Saat itu saya mulai jatuh hati sama sosok bapak Jokowi.
Dari situ, saya yakin akan datangnya seorang sosok pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini.
Saya bukanlah negarawan yang mengerti akan seluk beluk suatu negara dan kebutuhannya. Tapi saya adalah rakyat sederhana dan rindu akan Indonesia yang dulu masih tentram.
Nampaknya, perkembangan jaman tidak bisa diikuti oleh Indonesia. Indonesia seperti disetir. Indonesia seperti menciut. Indonesia lemah. Indonesia saya takutnya hancur Pak.
Melihat kenyataan, janji-janji bapak saat kampanye.
Memang, butuh waktu untuk membuktikan.
Disaat perjalanan untuk membuktikan janji-janji itu, datang bertubi serangan fitnah dan berita simpang siur. Bapak dikendalikan partai, bapak plin-plan, bapak memihak kepada pihak-pihak pendukung bapak saat kampanye.
Lalu semua kabar simpang siur tersebut terbukti dan nampak jelas di mata saya. Sebagai orang awam yang hanya melihat berita pagi dan browsing internet.
Pak, satu pesan saya untuk bapak, karena saya sayang dan hormat akan bapak.
Jadilah pemimpin yang amanah. Jangan jadi munafik.Ingat, pertanggung jawaban bapak lebih berat di akhirat. Bapak takut saja sama Allah, jangan takut sama manusia.
InsyaAllah, akan ada perlindungan dari Allah untuk bapak jika bapak didzalimi manusia.
Allah cuma menguji bapak dengan jabatan bapak saat ini, tinggal bapak menyikapinya seperti apa.
Salam,
Asep Juanda