Powered by Blogger.

Thursday, December 11, 2014

It is cool to be a programmer!

Yeah..it's right for you whose skill in programming an application with one or many other programming languages, such as PHP, JAVA, Javascript, etc.

Me? Big NO! I am not a programmer!

Kadang, gak sering, ketika di kantor, saya diminta untuk membuat program. Dari yang sederhana sampai yang kompleks, biasanya cuma satu yang sering terjadi: MEPET.

Tidak ada persiapan. Kaidah ataupun aturan tentang perancangan dan pembuatan program yang dulu ada di perkuliahan, it's all about being useless when you are in the real life!

Buatin program ini, bisa gak seminggu jadi?
He to the looooo, helooo! Apakabar dong sama kehidupan bahagia saya?
Memang, ketika saya bikin program ada keasyikan tersendiri mengulik kode-kode dan me-running kode-kode cantik yang saya buat. Hingga akhirnya berfungsi sesuai dengan apa yang saya inginkan.
Tapi yang bikin bete itu adalah ketika udah waktu yang ada mepet, kerjaan lain numpuk, gak bisa konsen, dan ketika semua udah deadline dan launching, orang tidak menghargai apa yang sudah saya buat.

Kalau program yang saya buat itu berbentuk piringan cobek batu yang banyak di sepanjang jalan kota Magelang, mungkin mereka yang menggampangkan bikin program itu sudah memar dan benjol ama itu cobek.

Camkan saudara! Kenapa juga beberapa orang teman saya yang backgroundnya IT malah enak tidak berada di dunia per-kodingan ini? Harusnya jika meminta, di luar pekerjaan rutin saya, mintalah dengan baik, terus kalau ada kurang, bisa lah kita diskusikan. Jangan ketika running programnya bagus saja, saya dibaik-baikin.

Coba, lain kali saya yang minta dibuatin program, Minimal kalkulator sederhana yang ada akar dan kuadratnya. Waktunya 5 hari. Lengkap dengan dokumentasi dan buku panduan penggunaanya.

..


Maaf jadi curhat. Bukannya saya gak ikhlas, tetapi mengkritik dan menghakimi tanpa alasan tidak ada di list peraturan hidup saya untuk ditoleransi.

#trims

Monday, November 24, 2014

Sekarang, tepat pukul 15.45 WIB. Masih 15 menit menuju jam pulang kerja.

Gak apa-apa lah, yang jelas saya masih sering lemburnya. Biarkan saya nulis dulu. Biarkan saya bercerita.
Sudah lama kan saya gak bercerita?

Kemarin, sabtu-minggu seperti biasa, saya lebih suka untuk pergi ke kantor daripada tidur di kosan. Akhir-akhir ini adalah hari yang menurut saya bukan sulit, tapi penuh dengan tantangan. Dimana, beberapa kali saya diberi petunjuk oleh Allah SWT akan betapa sayangnya Dia kepada umatnya. Saya lebih suka untuk menulis status yang memotivasi atau berisi ucap syukur di path saya.

Saya lebih suka untuk membaca artikel tentang Islam di facebook atau di google. Cari tahu apa itu Islam, bagaimana shalat seharusnya saya lakukan dengan benar, bagaimana seorang makmum berbeda bacaan dan gerakan shalatnya dengan imam, bagaimana shalat sunat melengkapi shalat fardhu, dan semua tentang hal yang membawa saya kepada kebaikan.

Semua terjadi dikala satu hal. Nanti akan saya ceritakan suatu saat. Mungkin..

Sebenarnya apa itu Islam? Selama ini hanya tulisan di KTP yang menceritakan saya beragama, tidak atheis. Kurang lebih dua bulan saya sudah mulai berlaku seperti anak sekolah yang bersekolah dan mencari ilmu agama. Sering bertanya sama teman yang lebih sholeh, mencari tahu di google dan alhamdulillah sering mengikuti kajian di mesjid deket kosan. Padahal dulu jarang.

Dari selama yang saya coba pahami, Islam adalah benar. Islam begitu indah. Islam begitu damai. Selama 27 tahun saya hanya berlindung di balik selembar KTP. Saya belum mengetahui bahwa ada kehidupan yang jauh lebih panjang dibandingkan dengan kehidupan di dunia.

Pertanyaan-pertanyaan muncul. Kenapa saya lahir dari keluarga pedagang? Kenapa kakak pertama saya meninggal disaat keluarga kami membutuhkan pelindung saat Bapak harus berada di luar pulau jawa untuk berdagang.

Kenapa kakak perempuan saya menikah dengan seorang pria yang menurut saya kurang tepat dan lalu bercerai disaat dia mengandung anak ketiganya. Kenapa Bapak dan Mamah sekarang mulai sakit-sakitan, kenapa malah ada hutang ke Bank, dan disaat semuanya terjadi, kenapa saya malah berbuat jauh dari ajaran Islam?

Shalat gak pernah tepat waktu bahkan sering melalaikan. Berbagi suka selalu dihitung-hitung. Puasa gak pernah dibarengi dengan iman. Saya saat itu belum takut mati.

Suatu hari, saya melihat video di youtube. Tentang gambaran hari kiamat. Lalu mulai deg-degan, mulai mencari dan mencari semua tentang hakikat hidup di dunia.
Hidup di dunia adalah tentang mempersiapkan bekal kita di perjalanan alam akhirat.
Mungkin pengetahuan agama saya sangat kurang. Tapi insyaAllah, saya hanya ingin bercerita.

Saat ini, saya adalah salah seorang staf yang belum menikah dan memiliki pasangan hidup (pacar).
Di saat banyak orang bertanya kenapa? Saya hanya mampu tersenyum dan berdoa. Ya Allah datangkanlah jodoh yang terbaik menurutMu.

Tapi, jawaban lain datang dari penjual bakso di tempat tinggal saya di Jatinangor.
Penjual itu bercerita, tentang susahnya menyekolahkan anaknya dan membiayai ibunya yang sakit-sakitan dimana suaminya tidak bekerja lagi. Beliau berkata "Syukur Pak Nandang masih punya a ute, ceu titi mah meuni jang mayar sakola ge hese. Mana bapakna teu gawe ayeuna".

Ya Allah, sungguh besar karuniaMu. Mudah-mudahan hamba akan lebih paham dan mengerti akan kasih sayangMu wahai Ar-Rahman..